Kamis, 23 Juli 2015

1 desember 2008

01 Desember 2008 adalah hari teridah dihidupku saat itu..sebelumnya aku bertemu seseorang yang sangat-sangat menyebalkan dia hidup dengan kepandaiannya,keangkuhannya dan iuhh bgt deh..nggak bangett pokoknya!!!. aku sangat membencinya entah karena apa aku membencinya tapi aku mengagguminya diam-diam. belum pernah aku melihat lelaki yang cueknya minta ampun tapi aku selalu mengganggunya.

Suatu hari sekolah mengadakan spiritual building apa itu ga ngerti juga isi acaranya, banyak dari temen-temen pada nangis, kesurupan dan entahlah. aku melihat sisi kanan dan kiriku juga menangis, aku bingung kenapa aku nggak nangis sendiri. tapi gara-gara acara itutuh aku dapat nomor cowok angkuh itu. ku beranikan diri untuk sms mengucapkan maaf karena slama ini udah jahilin dia, marah-marah nggak jelas sama dia dan mash banyak lagi. akhirnya kita berteman dan semakin dekat.

hari demi hari ku lalui dan aku semakin memiliki perasaan dengannya, tapi aku nggak mau kalau dia tahu. kita sering mengobrolkan dan tanya pekerjaan rumah lah, ulangan dll yang berhubungan dengan sekolah. banyak yang membeciku kala aku dekat dengannya. Subhanallah.. cowo itu banyak sekali yang suka. hingga datang saat pulang sekolah dan aku tak dijemput oleh ayah. ak memberanikan diri untuk memintanya mengantarkan aku pulang sekolah. dan apa yang ku dengar? dia mau. kita pulang berdua, aku tak menyangka dijalan dia mengungkapkan isi hatinya yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. nggak romantis banget emang dasar!!.

Motor Kharisma jelek, butut n nggak tipe ku banget itu dia mengungkapkan isi hatinya. sebenernya sih saat itu dalam hati juga udah ngomong "mau bangetttttt" tapi jaim dikit dong jadinya aku memikirkannya terlebih dahulu. tiga hari berlalu dan tepat tanggal 1 desember 2008 kita resmi jadian. hehehe...masa-masa indah kami lalui berdua. walaupun banyak masalah-masalah dari dia yang diam-diam suka sama rivalku sampai dia yang nggak mau  kuliah bersama setelah lulus. 

Tiba saat dimana kita harus berpisah.. ya berpisah. bukan karena kita tak lagi bersama tapi berpisah karena dia memilih untuk kuliah di jogja dan aku kuliah di solo. awalnya aku tak bisa jauh dengannya. yang dulunya setiap hari bersama tiba-tiba terpisah jarena jarak. tiap malam aku merindukannya, menangis karenanya sepi sekali hidupku, tak punya teman dan kini dia jauh. dan akhirnya aku menemukan teman-teman dalam organisasi. tujuan awalnya aku nggak boleh sendiri,aku nggak boleh sepi dan aku harus mampu, makanya aku memilih bergabung dengan organisasi itu agar aku mampu melupakan nya. dan ya.. aku berhasil melupakannya dengan mempermainkan banyak lelaki, biar tau gimana rasanya jadi aku!!. saat itu aku sangat-sangat membenci nya. gimana bisa tidak? aku ingin sekali satu kampus dengannya tapi dia menolak dengan mentah-mentah permintaanku. rapuh,hancur,sakit yang aku rasakan. dan aku berjanji kalian semua harus merasakan sakit hatiku..

hingga aku memutuskan untuk hijrah. tak lagi pacaran sampai saat ini, tak lagi menyakiti hati laki-laki dan fokus kuliah sama ibadah. aku merasakan nyaman sekali, damai, tenang dan tak mau mengingat sakit hatimu karena mungkin dia juga sedang sakit hati. tahun berganti tahun dimana aku telah jenuh dengan semua lalu tiba-tiba dia hadir dalam hidupku dan aku harus melupakan itu. sulit..ya sulit banget.. tapi aku harus bangkit.. bangkit dari bayangannya yang sampai saat ini  masih menghantuiku menghantui hidupku.. aku menyesal..entahlah penyesalan karena apa.. maafkan aku yang tak bisa menjaga cintamu.. hingga kamu pergi dan melepaskanku selamanya.. dan tak mungkin lagi kita dapat bersatu karena aku telah membuat banyak luka dihatimu..







Rabu, 22 Juli 2015

Analisis Laporan Keuangan (Rasio Keuangan)


Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan informasi yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan memberikan informasi mengenai profitability, resiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan keuangan adalah menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2.      Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3.      Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4.      Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5.      Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
6.      Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
7.      Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
Beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan:
1.      Data yang dicatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan.
2.      Penyusunan laporan keuangan juga didasarkan pada beberapa alternatif metode akuntansi (misal metode FIFO, LIFO, rata-rata persediaan).
3.      Upaya perbaikan barang kali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan nampak bagus.
4.      Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang usaha (industri).
5.      Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka panjang.
6.      Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan:
  1. Analis harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan dalam waktu 5 - 6 tahun.
  2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Oleh karena itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bisa dipakai sebagai pembanding. Alternatif lain dengan membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain sejenis yang menjadi leader dalam industri.
  3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi dan pertanyaan-pertanyaan melengkapi laporan keuangan, mis : strategi perusahaan, ekspansi dll merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis.
4.      Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Mis. Analisis penurunan penjualan disertai analisis perkembangan market share akan memberikan pandangan baru mengapa penjualan bisa menurun.
ANALISIS COMMON-SIZE
Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul. Analisis common-size dihitung dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan posisi keuangan (neraca) menjadi proporsi dari total aset. Disamping itu Analisis common-size dihitung dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi  menjadi proporsi dari total penjualan.

ANALISIS RASIO
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan laba-rugi dan laporan posisi keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio sebagai pembanding yang digunakan sebagai standard.
Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam pendekatan, yaitu :
  • Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach). Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.
  • Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan ''(trend)'' dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya.
Menurut Mamduh M. Hanafi Analisis rasio bisa dikelompokan dalam lima macam kategori:
  1. Rasio likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan membiayai operasinya sehari-hari.
  1. Rasio aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat aktivitas aset.
  1. Rasio solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
  1. Rasio profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
  1. Rasio pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.
Berdasarkan sumber datanya maka analisis rasio dapat dibedakan antara lain:
1.      Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test ratio.
2.      Rasio-rasio Laporan rugi-laba (income statement ratios) yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya datanya diambil dari Laporan Rugi-Laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio.
3.      Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratios) ialah semua angka rasio yang datanya berasal dari neraca dan dari laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turn over), tingkat perputaran piutang (account receivable turn over), dsb.
RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas mengukur likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya. Dua rasio likuiditas yang digunakan adalah:
1).    Rasio Lancar =
Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya hutang jangka pendek. Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan kelebihan aset lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
2).    Rasio quick =
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatip lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap piutang dapat segera direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Angka yang terlalu tinggi untuk rasio quick menunjukkan indikasi kelebihan kas dan piutang, sedangkan angka yang terlalu kecil menunjukkan resiko likuiditas yang lebih tinggi.
3).    Cash Ratio =
Rasio ini mengukur kemampuan kas dan surat berharga/setara kas untuk menutup utang lancar.
RASIO AKTIVITAS
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemungkinan menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas umunya diukur dari perputaran masing-masing elemen aset. Empat rasio yang digunakan adalah:
1).    Rata-rata Umur Piutang


Perputaran Piutang =          Rata-rata Umur Piutang=
 
 


Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Rasio perputaran piutang akan menunjukkan posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya. Angka rata-rata piutang yang terlalu tinggi menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang yang lebih tinggi. Sebaliknya, angka yang terlalu rendah bisa jadi merupakan indikasi kebijakan piutang yang terlalu ketat, dan ini akan menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan.
2).    Perputaran Persediaan


Perputaran Persediaan =      Rata-rata Umur Piutang =
 
 



                Atau
Rata-rata Umur Persediaan =
Rasio ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti/dijual dalam satu tahun. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang/mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
3).    Perputaran Aktiva Tetap =
Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17). Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.
4).    Perputaran Total Aktiva =
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19). Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.
RASIO SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untukmembayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Pengukuran rasio solvabilitas, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu :
  1. mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan
  2. melalui pendekatan rasio rasio laba rugi.
Manfaat rasio solvabilitas (leverage) :
  1. untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
  2. untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanyang bersifat tetap.
  3. untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnya  aktiva tetapdengan modal.
  4. untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
  5. untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva
  6. untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
  7. untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.
Empat macam rasio yang digunakan adalah:
1).    Rasio Total Utang Terhadap Total Aset =
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan kreditur. Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham (return on equity atau ROE) dengan cepat dan sebaliknya.
2).    Rasio Utang Terhadap Modal Saham =
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio  ini  berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik preusan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasito yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.  Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jira terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva.
3).    Times interest earned =
Rasio ini mengukur seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman meskipun menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan utang (penggunaan financial leverage) perusahaan. Rasio yang rendah memerlukan perhatian dari fihak manajemen.
4).    Fixed charge coverage =
Rasio ini memperhitungkan sewa, meskipun sewa bukan utang, tetapi sewa merupakan beban tetap dan mengurangi kemampuan utang (debt capacity) perusahaan. Beban tetap mempunyai efek yang sama dengan beban bunga. Rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract).
RASIO PROFITABILITAS
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat aset, penjualan, dan modal saham. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.
Manfaat Rasio Profitabilitas :
-          Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
-          Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
-          Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
-          Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
-          Mengetahui produktivitas dari seluruh  dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Tiga rasio yang digunakan adalah:
1).    Net Profit margin =
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu.
2).    Return on invesment (ROI/ROA) =
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi manajemen.
3).    Return on equity (ROE) =
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
4).    Gross Profit Margin =
Rasio ini mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Gross Profit Margin yang rendah dari rata-rata industri menunjukkan harga jual perusahaan relatif lebih rendah atau HPP relatif lebih tinggi atau keduanya.
RASIO PASAR
Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini. Rasio pasar terdiri dari:
1).    Price earning ratio (PER) =
Oleh para investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilakn laba di masa yang akan dating. Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkatpertumbuhan yang tingi, biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah pula (Prastowo 2005:96)
2).    Devidend yield  =
Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah.
3).    Rasio pembayaran deviden (Dividen Pay-out Ratio) =
Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.
4).    Market to Book Value =
Rasio ini akan menghasilkan nilai diatas satu karena nilai buku sebesar cost tidak mencerminkan inflasi atau goodwwill. Dan nilai buku merupakan nilai historis dari aset fisik perusahaan.
ANALISIS DU PONT
Analisis Du Pont merupakan analisis yang digunakan untuk mengontrol perubahan dalam aktivitas rasio dan marjin laba, serta sejauh mana pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian (rate of return). Sistematika kerja analisis Du Pont ini adalah dengan menguraikan ROA yang merupakan angka banding atau rasio, antara laba yang diperoleh perusahaan (Marjin laba bersih) dengan besarnya total aset perusahaan. Melalui persamaan Du Pont dapat dilihat bahwa ROA diperoleh dengan mengalikan marjin laba bersih dan perputaran total aset. Perputaran total aset diperoleh dari hasil bagi antara hasil penjualan dengan jumlah aset, sedangkan marjin laba bersih merupakan hasil bagi antara laba bersih dengan hasil penjualan. Laba bersih merupakan hasil dari penjualan dikurangi beban-beban.














ROE
 





 









Sumber:
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim.2012.Analisis Laporan Keuangan Edisi keempat. Yogyakarta:STIM YKPN
http://scribd.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Rasio_finansial
http://dwiermayanti.wordpress.com/2011/06/10/analisis-rasio-keuangan/
Harahap, Sofyan Syafri (2006) “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.”
Munawir, S.Drs. 1986. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua. Yogyakarta: LIBERTY.
Kusumawati, Zulfa.2013.Manajemen Keuangan.
Informasi Umum
PT UNILEVER INDONESIA Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia. Rangkaian produk Perseroan mencakup produk Home and Personal Care serta Foods and Refreshment ditandai dengan brand-brand terpercaya dan ternama di dunia. Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.
Tahun 1933, Unilever didirikan dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. di daerah Angke, Jakarta.
Tahun 1936, Margarin Blue Band dan sabun mandi Lux dipasarkan di Indonesia.
Tahun 1980, Nama perseroan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Presiden Direktur berkewarganegaraan Indonesia pertama, Yamani Hasan, dilantik.
Tahun 1982, Unilever Indonesia menjadi perusahaan terbuka dan melepas saham ke publik dengan mendaftarkan 15% saham di Bursa Efek Indonesia.
Tahun 1990, Mendirikan pabrik Personal Care di Rungkut, Surabaya. Memasuki bisnis teh dengan mengakuisisi SariWangi.
Tahun 1992, Pabrik es krim Wall’s dibuka di Cikarang. Conello dan Paddle Pop muncul di pasar.
Tahun 2000, Memasuki bisnis kecap dengan mengakuisisi Bango.
Tahun 2004, Mengakuisisi Knorr Indonesia dari Unilever Overseas Holding Ltd dan menggabungkannya dengan Unilever Indonesia. Memindahkan pabrik produk perawatan rambut dari Rungkut ke Cikarang.
Tahun 2008, Membangun pabrik perawatan kulit (Skin Care) terbesar se-Asia di Cikarang. Memasuki bisnis minuman sari buah dengan mengakuisisi merek Buavita dan Gogo. SAP diimplementasikan di seluruh Unilever Indonesia.
Tahun 2010, Memasuki bisnis permurnian air dengan meluncurkan Pureit.
Tahun 2012, Unilever Indonesia berhasil melipatgandakan bisnis dalam kurun waktu lima tahun dan mencatat omset lebih dari 2 miliar euro.
Tahun 2013, Unilever Indonesia memperingati 80 tahun perjalanan Unilever Indonesia.


PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Periode yang berakhir 31 Desember 2013
(dalam Jutaan Rupiah)

1.      PER =  =  = 37,08
PER yang dimiliki PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk sebanyak 37,08 kali. PER tersebut menunjukkan perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi (mempunyai prospek baik).
2.      Price to Book Value =  =  = 46,60
PBV yang dimiliki PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk sebesar 46,60. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki harga saham yang rendah namun tidak menyebabkan inflasi.
3.      Dividend Payout =  =  = 47,07
Rasio pembayaran dividen yang dimiliki PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk sebesar 47,07%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi.
4.      Dividend Yield =  =  = 1,27%
PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk mempunyai dividend yield yang rendah sebesar 1,27%. Hal tersebut berarti perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi, sehingga dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali.
5.      Current Ratio =  =  = 0,70
Setiap Rp 1 utang yang dimiliki PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk maka akan dijamin Rp 0,70 aktiva lancar.
6.      Debt to Equity =  =  = 2,14
PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk mempunyai Rp 2,14 modal sendiri yang akan dijadikan jaminan keseluruhan utang.
7.      Leverage Ratio =  =  = 0,68
PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk menggunakan dana dari kreditur sebesar 68% dari total dananya sehingga setiap Rp 1 utang perusahaan dijamin oleh Rp 0,68 aset perusahaan.
8.      GPM =  =  = 0,51
PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk menghasilkan 51% Laba kotor dari Rp 0,51 penjualan. Hal tersebut menunjukkan harga jual perusahaan relatif lebih tinggi atau HPP relatif lebih rendah.
9.      Operating Profit Margin =  
=  = 0,23
Laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk sebesar 0,23 diperoleh dari penjualan. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa tingkat pengendalian biaya memerlukan perhatian khusus dari manajemen.
10.  Net Profit Margin =  =  = 0,18
Kemampuan PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk dalam menghasilkan laba setelah pajak pada tingkat penjualan sebesar 0,18 atau 18%. Rasio yang rendah menunjukkan tingkat penjualan yang dihasilkan perusahaan terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu.
11.  Inventory Turnover =  =  = 7,19  kali
Dalam satu tahun persediaan yang diiliki PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk berputar 7,19 kali.
12.  Total Asset Turnover =  =  = 2,30 kali
PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki adalah sebanyak 2,30 kali dalam setahun.
13.  ROI =  =  = 40,10 %
Kemampuan PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk menghasilkan laba bersih pada total aset yang dimilikinya adalah sebesar 40,10 %
14.  ROE =  =  = 125,80%
Kemampuan PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk menghasilkan laba bersih sebesar 125,80 % berdasarkan modal saham yang dimilikinya.
Kesimpulan:
Dari rasio-rasio tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Dari pihak investor yang cenderung bersifat tidak menyukai resiko (risk averse), maka dalam rasio PER (Price Earning Ratio) dapat memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Sehingga para investor layak untuk menanamkan sebagian sahamnya di PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk karena perusahaan menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dan dalam rasio dividen yield, investor dapat meninjau pula sejauh mana keuntungan yang akan diperolehnya. Hal ini berarti investor akan memperoleh tingkat pengembalian yang cukup signifikan.
2.      Dari pihak kreditur, dalam rasio Debt to Equity dan Leverage Ratio menunjukkan akan semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya. Hal tersebut disebabkan perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi sehingga mencerminkan perusahaan cenderung menggunakan leverage keuangan yang tinggi. Serta perusahaan memiliki rasio Debt to Equity yang rendah, sehingga akan mengakibatkan semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam.
3.      Dari pihak pemerintah, dalam rasio Net Profit Margin akan memperhitungkan laba bersih yang disediakan bagi para investor, setelah liabilitas kepada kreditur berupa pembayaran bunga terlunasi dan liabilitas kepada pemerintah berupa pajak sudah terbayar. Sehingga menunjukkan perusahaan dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak dengan tidak mengutamakan pembiayaan yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu.
PT Unilever Indonesia Tbk dan Entitas Anak
 Laporan Laba/Rugi Komprehensif Konsolidasian 
 31 desember 2013 dan 2012 
         
   Tahun   Analisis Common size (%)   Analisis Indeks Harga (%) 
   Tahun 
  2012 2013 2013 2013
Penjualan Bersih  Rp         27.303.248  Rp          30.757.435 100,00 112,65
Harga Pokok Penjualan  Rp          13.414.122  Rp           14.978.947 48,70 111,67
Laba Bruto  Rp         13.889.126  Rp          15.778.488 51,30 113,60
Beban Operasional  Rp            7.434.318  Rp             8.656.745 28,15 116,44
Laba Operasional  Rp           6.454.808  Rp            7.121.743 23,15 110,33
Pendapatan Lainnya  Rp                 11.957  Rp                  37.065 0,12 309,99
Laba Sebelum Panjak  Rp           6.466.765  Rp            7.158.808 23,28 110,70
Beban Pajak Penghasilan  Rp            1.627.620  Rp             1.806.183 5,87 110,97
Laba tahun Berjalan  Rp           4.839.145  Rp            5.352.625 17,40 110,61