Kamis, 26 September 2013

gunung Semeru via Ranu Pane


Gunung Semeru



Gunung semeru terletak di kabupaten probolinggo, kabupaten pasuruan, kabupaten malang dan kabupaten lumajang, Provinsi jawa timur. yang memiliki ketinggian 3676 mdpl (tertinggi dipulau jawa) Gunung tersebut termasuk dalam kawasan taman nasional bromo, tengger semeru.

Untuk dapat menuju ranu pane dari terminal malang naik bus atau angkutan menuju tumpang kurang lebih 30 menit setelah sampai tumpang untuk sampai ke ranu pane menggunakan transportasi jeep atau truck kurang lebih 2 jam. Biasanya sopir jeep atau truck berhenti ditengah perjalanan menuju gunung semeru, dekat gunung bromo tepatnya. Agar pendaki dapat berfoto-foto karena viewnya yang indah. Sesampainya di ranu pane yang perlu disiapkan adalah surat keterangan sehat dari dokter, perijinan dan membayar tiket masuk gunung semeru.

Ada beberapa jalur pendakian menuju puncak semeru salah satu nya jalur ranu pane yang merupakan jalur resmi. Pendakian dimulai dari ranu pane menuju watu rejeng yang dapat ditempuh kurang lebih 2jam dari ranu pane yang medannya relative landai tapi juga menanjak.
Setelah sampai watu rejeng selanjutnya meneruskan pendakian menuju ranu kumbolo (danau yang disukai oleh para pendaki untuk mendirikan camp karena luas dan keindahan alamnya yang luar biasa) dapat ditempuh kurang lebih dua jam tiga puluh menit dengan rute mengintari perbukitan. Perjalanan tidak berhenti saja di danau ranu kumbolo.
atas danau ranu kumbolo

 Esok harinya perjalanan dilanjutkan dari ranu kumbolo menuju tanjakan cinta yang ditempuh 10 menit. Konon mitosnya jika berhasil melewati tanjakan cinta tanpa berhenti dan tidak menoleh kebelakang maka perjalanan cintanya akan baik-baik saja.

Tanjakan Cinta

Dari tanjakan cinta menuju oro-oro ombo ditempuh selama 5 menit karena oro-oro ombo merupakan hamparan besar padang rumput yang luas. 

 Oro-oro Ombo

Oro-oro ombo menuju cemoro kandang ditempuh selama 60 menit dengan vegetasi pohon cemara. Dari cemoro kandang menuju kalimati dapat ditempuh kurang lebih dua jam dengan melewati sabana jambangan yang dipenuhi vegetasi pohon cemara, padang rumput dan padang edelweiss. 

Dari kalimati sangat terlihat jelas letusan gunung semeru, hamparan luas di kalimati ini  menjadi pilihan pendaki untuk beristirahat dan mendirikan camp. Di kalimati apabila kita menyusuri perjalanan sungai kering akan menemukan pertemuan dua sungai yang disebut sumber mani yang merupakan sumber air di daerah kalimati. Dapat ditempuh 30 menit untuk menuju ke sumber mani tersebut
.
Kalimati

Perjalanan dilanjutkan dari kalimati menuju arcapada dapat ditempuh selama 60 menit dengan perjalanan menanjak dan terjal bebatuan. Biasanya diarcopodo digunakan untuk camp para pendaki agar keesokan harinya saat memuncak dapat sedikit lebih santai.

Dilanjutkan dari arcopodo menuju cemoro tunggal kurang lebih 60 menit yang merupakan batas vegetasi semua tumbuhan. Kenapa dikatakan cemoro tunggal karena vegetasi terakhir yang tercapat di cemoro tunggal adalah pohon cemara dan hanya ada satu pohon tersebut.

Dari cemoro tunggal mulailah pendakian menuju puncak mahameru. Medan nya menanjak pasir dan bebatuan. Sebaiknya hati-hati karena jalan yang licin memungkinnkan terpeleset. Waktu yang ditempuh untuk dapat ke puncak sekitar 3 jam dengan perjalanan yang stabill.

Puncak Mahameru

Puncak semeru bernama mahameru,disana dulunya terdapat memoriam soe hok gie dan idhan lubis tetapi sekarang bentuk vandalisme dihancurkan termasuk memoriam tersebut. Letusan gunung semeru bisa dirasakan setiap 20 menit sekali. Dan sering untuk menabadikan momen tersebut dengan mendokumentasikan bersama letusan tersebut.

Sebaiknya bila kita berada dipuncak gunung semeru jangan melebihi jam 10.00 wib karena terdapat gas berbahaya bila kita menghirup gas tersebut.

Salam lestari….







Rabu, 25 September 2013

Lelah tak berujung

Ketika raga ini lelah dengan semua aktivitas yang ada..
Ku ingin lepaskan penat dalam jiwa..
raga ini tak lagi mampu membuat tawa dan senyum untuk orang lain..
Hati ini lelah dengan aktivitas aktivitas yang tak ku sadari dan ku mengerti..
Ku korbankan sebuah cinta yang telah lama qta bina.. demi sebuah keinginan orang tuA.. aku tak tau harus bagaimana..
ak kehilangan arah.. arah yang tak pasti.. ak seperti orang yang tak punya pendirian, keinginan dan cita cita dalam hidupku.. ak tak mampu tak berdaya dan aku dipaksa untuk bangkit.. apakah mereka mengerti perasaan sesungguhnya aku?. Aku memang selalu ceria.. bahkan tak pernah menangis..
Ataupun bersedih tetapi andaikan mereka mengerti dibalik itu semua ada hall besar yang sedang disembunyikannya.. apakah kalian tahu?. Kalian tak akan pernah mengerti dan kalian tak kan pernah paham apa yang sedang disembunyikannya dibalik wajah keceriaannya..ohh sungguh miris ketika tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.. lelah ini tak kan pernah bisa tergantikan olrh apapun.. percintaan persahabatan pertemanan itu sungguh nyata..dan itu sungguh benar2 menghancurkan dirinya sendiri.. dan dia memutuskan untuk menyendiri didalam keramaian..dan menutup diri untuk mereka yang sayang kepadanya.. karena satu hall didunia ini tak ada yang abadi tak ada orang yang sayang tulus setulus orang tua kita..
Dan ini lah ujung dari kepenatan jiwa yang ada dihati ini.. gunung.. ak ingin pergi kesana.. menatap indahnya awan..mengerti akan kebesaran Allah yang menciptakan.. dan melupakan masalah yang ada didalam jiwa ini.. gunung kau membawa ak jauh lebih tenang untukq berfikir.. sengguh maha besar yang telah Allah berikan sehingga ku masih dapat menikmati keindahan Mu..

materi panjat tebing /rock climbing

MOUNTAINEERING

A.      Sejarah Mountainering
Berasal dari manusia yang harus memenuhi tuntunan hidupnya sehingga harus melewati bukit dan pegunungan, sejak itu olahraga itu digemari,pada masa perang panglima kerajaan kartijoy Hanibal melewati pegunungan Alpen Untuk kepentingan negara. Disamping itu Dr. Pascar juga mencapai puncak Me Blen tahun 1786 untuk pengetahuan ilmiah dan juga pertama kali nya Adward Hillary tanggal 29 mei 1953 berhasil menancapkan bendera Inggris Mount Evest.
Di Indonesia terkenal pendaki – pendaki yaitu Sirigin, Sudarto, dan Fred Atkaboy, bersama Taniuka dan kawan – kawan dari jepang bergabung dalam Exspedisi Cendrawasih pada tahun 1964 berhasil mencapai puncak Faggapulu kemudian diberi nama ”Puncak Soekarno” Di pegunungan Jayawijaya.

B.       Jenis – jenis pendakian
Hill Walking
Yaitu mendaki gunung relatif landai tidak membutuhkan peralatan, teknik pendakian, sebab jalan pendakian sudah tersedia.
Scrambling
Yaitu pendakian gunung tidak terlalu terjal, tangan dan kaki kadang di pergunakan untuk keseimbangan dan pengaman.
Climbing
Yaitu pendakian membutuhkan gerak teknik mendaki dan memakai peralatan.ada 2  jenis yaitu Rooc Climbing Pandakian batu atau karang dan Snow and Ice Climbing Pandakian pada salju dan Es.
Mountainering
Merupakan gabungan dari semua jenis pendakian dan membutuhkan waktu berhari – hari, disamping pengetahuan teknik pendakian dan pengalaman dibutuhkan juga penguasaan menejemen perjalanan, pengaturan makanan konsumsi dan lain-lain.

ROCK CLIMBING
( Panjat Tebing )

Rock climbing atau di kenal dengan panjat tebing adalah suatu jenis olah raga keras penuh tantangan membutuhkan ketrampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Pada dasarnya Rock climbing adalah teknik memanjat tebing dengan memanfaatkan cacat batuan baik tonjolan maupun rekahan. Bahaya dan tantangan yang seakan membahayakan merupakan daya tarik olah raga ini.pada dasarnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan bersekutu dengan alam yan keras.
Karena panjat tebing adalah olah raga yang keras berbahaya dan beresiko tinnggi maka pada olah raga ini menuntut seseorang pemanjat tebing yang berani, teliti, mempunyi daya fikir yang baik, serta kekuatan fisik dan penguasaan teknik yang baikpula. Tanpa semua aspek tersebut pemanjatan tebing akan merupakan arena bunuh diri semata. Karena kegiatan di alam bebas merupakan kegiatan yang keras dan penuh dengan resiko karena itu di Metala dari awal sudah dibrikan semua aspek yang mendukung kegiatan – kegiatan di alam bebas.

A.      TEKNIK PENDAKIAN
Berdasarkan permukaan tebing dapat di bedakan menjadi 3 kategori umum yaitu:
§   Base climbing
Yaitu memanjat permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau tinggi yang memadai sebagai pijakan kaki atau pegangan tangan.

§   Prection / Sleb Climbing
Yaitu semata – mata hanya mengandalkan gaya dicelah gesekan sebagai gaya penunggu, ini dilakukan pada tebing yang tidak terlalu fertikal.
§   Pessure Climbing
Yaitu Memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan yang seolah – olah berfungsin sebagi pegangan, Sedangkan teknik yang di pergunakan dalam pendakian tebing jenis ini adalah hand traverge yaitu teknik memanjat pada teras – teras agak tinggi dapat diandalkan untuk berdiri dan kedua tangan digunakan untuk menahan berat badan dan keseimbangan badan.

B.       Adapun berdasarkan alat yang dipergunakan pendakian dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
§   Press climbing
Yaitu mengandalkan kekuatan tangan dan teknik mendaki Tetapi masih menggunakan pengaman buatan
§   Pace Soloning Climbing
Pendakian benar-benar tidak memerlukan alat hanya mengandalkan kekuatan tangan dan kaki serta tenik-teknik yang baik, pendakian seperti ini pendakian yang penuh dengan resiko maka membutuhkan pendaki-pendaki yang profesional.
§   Artivicial Climbing
Pemanjatan / pendakian  menggunakan peralatan pemanjatan dan juga didukung kerja Kelompok yang baik untuk mencapai target pemanjatan yang diinginkan. Susunan tim sebagai berikut :
a.       Leader       : Pemanjat pertama yang bertugas mencari dan membuat    pengaman   pada pemanjatan
b.      Recorder   : Tugasnya adalah mencatat peralatan apa yang telah di gunakan dalam leader membuat pengaman pada pemanjatan.
c.       Cleaner     : Tugasnya adalah mencabut pengaman yang tidak dipergunakan lagi

C.       TURUN TEBING
Setelah climber sampai dipuncak mau tak mau harus turun juga. Untuk menuruni ada tiga cara :
-    Menggunakan helicopter
-    Melalui jalan yang landai
-    Melalui jalur semula maka peralatan akan berfungsi kembali turun tebing ini disebut rapling atau apseling.

D.      PROSEDUR PENDAKIAN
a.       Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan digunakann
b.      Menyiapkan perlengkapan yang akan dipergunakan.
c.       Leader menyiapkan lintasan yang akan di pergunakan dirinya sendiri dan oleh pendaki lainya
d.      Beleyer Membantu leader dalam pergerakan dan mengaman kan sewaktu jatuh.
e.       Bila udah siap segera memberi aba-aba pendakian.
f.       Bila leader sampai pada ketinggian atau pitch memasang pengaman atau ancor.
g.      Leader yang sudah ada di atas selanjutnya bertugas sebagai Belayer

E.       LATIHAN FISIK
Pada Prinsipnya olah raga panjat tebing atau Rock climbing menuntut kekuatan dan ketahanan otot tubuh. Untuk melatih otot tubuh dan mempertinggi daya tahan diperlukan program latihan yang teratur dan berkesinambungan. Antara lain :
§   Lari
Lari siang hari sebagai langkah awal dalam melakukan kegiatan pelatihan fisik.Lari pada siang hari melatih pernapasan dan daya tahan kaki yang kuat.
§   Latihan beban
Latihan dapat dengan Pull Up, Push Up, Sit Up, Back Up dan bergantung dengan kedua tangan dll. latihan seperti ini adalah untuk membentuk otot – otot dalam tubuh.
§   Climbing Wall / papan panjat
Merupakan sarana latihan yang mudah di buat dan bermanfaat untuk melatih keseimbangan, menambah kekuatan otot, daya tahan dan meningkata\kan ketrampilan bagi pemanjat.
§   Latihan kelenturan
Kelenturan adalah hal penting dalam memanjat melebihi tingkat dasar dan ini dilakukan secara tetap sebelum/sesudah latihan ringan maupun berat.

F.       PERALATAN
§  Tali karmantel, ada 2 jenis yaitu
a.)    Karmantel Dinamis
b.)    Karmantel statis
§  Helm
Untuk melindungi kepala dari reruntuhan batuan tebing atau benturan dengan tebing waktu jatuh.
§  Sepatu panjat
Dirancang untuk memanjat tebing, sepatu ini mempunyai kelebihan, kuat strukturnya,lentur karena tebuat dari karet dan ringan
§  Carabiner
Terdiri dari dua macam yaitu
A.    Carabiner non Screw ( Snap );   B. Carabiner Screw
Menurut bentuknya ada 2 jenis
A.    Carabiner Oval (O);       B. Carabiner Delta (D )
§  Sling
Sling mempunyai dua jenis,yaitu sling webbing dan sling perusik.sling webbing terbuat dari webbing dan sling terbuat dari karmantel yang berukuran 6-10 mm.fungsi sling untuk membuat runner atau pengaman.
§  Phyton atau paku tebing
Jenisnya terdiri dari:horizontal piton,vertikal piton.dan diagonal piton.macam-macam bentuknya ada:lost arrow,bong,angle,rurp,ace of heart,knife blide.bahannya terbuat dari baja lunak (malleable) dan baja keras (chromolibdenum).fungsinya sebagai paku atau pasak pada celah tebing untuk membuat pengaman.
§  Chock
Pengaman pada pemanjatan di tebing prinsip pengaman ini adalah disisipkan pada celah tebing. Jenis ada beberapa yaitu Chock Heksagonal, Chock pipih, dan cok bulat.
§  Friend
Pengaman ditebin prinsip pengaman ini adalah disisipkan di lobang ataupun crek yang ada ditebing.
§  Hammer
Gunanya adalah menancapkan Phyton dan mencabut Phyton di tebing.
§  Tangga Gantung atau juga disebut Etrier.
Gunanya adalah sebagai tumpuan dalam pemanjatan di tebing apabila jankauan untuk pemanjatan lebih sulit atau lebih tinggi.
§  Pulley
Guna uatama adalah sebagai sarana transportasi peralatan ataupun bahan makanan.
§  Descender
Alat ini digunakan saat turun Atau rappling
§  Ascender
Alat untuk menaiki lintasan
§  Bolt and Handdrill
Skrup dan Bor tebing di gunakan untuk pemasangan pengaman atau jalur pemanjatan yaitu Henger
§  Harness Atau pengaman tubuh.
Untuk pengaman yang berhubungan dengan tubuh langsung.
§  Chalk Bag
Untuk tempat magnesium
§  Webbing
di gunakan sebagai tali pengaman atau sebagai tali jiwa pengaman yang ada di tubuh.
§  Skyhook
Pengaman yang berfungsi sebagai penyeimbang Climber saat memenjat.
§  Etrier
Tangga tali untuk membantu mempermudah pemanjatan

G.      SIMPUL
Ciri – ciri Simpul yang baik adalah:
§  Mudah dibuat
§  Kuat (aman)
§  Rapi sesuai dengan karakter simpulnya
§  Cepat dan tepat pemakaianya
§  Mudah untuk di lepas
§  Dan tidak lepas dengan sendirinya

Macam – macam simpul
Simpul 8 Lepas
Simpul 8 Ganda
Simpul 9
Simpul Nelayan / Fisherman
Simpul Pita / Ring Bend
Simpul Kambing / Bowline
Simpul Hidup
Simpul Kupu-kupu
Simpul Pangkal
Simpul Jangkar
Simpul Prusik
Simpul Kelinci / Playboy

Dari simpul yang disebutkan diatas merupakan simpul dasar dalam melakukan kegiatan pemanjatan.

H.      MENGENAL CACAT BATUAN
§  Crack
Rekahan yang terdapat pada permukaan tebing karena proses alamai, Dalam pemanjatan ada 3 Crack yaitu Slant, Horizontal, dan vertikal.
§  Hold
Tidak jauh beda dengan crack Cuma ini berupa rekahan pada tebing yang memunkinkan untuk dijadikan pegangan tangan ataupun tumpuan pada kaki.dan juga berupa tonjolan yang ada pada permukaan tebing.
Teknik pemanjatan menggunakan cacat batuan
§  hand hold digunakan apabila menemukan sebesar pegangan.
§  Finger hold yaitu hold dimana jari-jari tangan dapat dipegang kira-kira satu ruas untuk menjaga agar tidak terpeleset raparkan seluruh ruas jari terhadap hold.
§  pinghgrip yaitu cara memegangnya harus mencubit dengan cara menekan jari-jari kearah yang berlawanan.
§  Undercling hold yang menghadap kebawah muka, maka climber dapat menguasainya yaitu dengan cara berpegangan pada hold tersebut. Sementara kaki menekan dinding tersebut.
§  Jamming
-          hand jamming yaitu dengan memanfaarkan rekahan pada tebing yaitu dengan menjepitt tangan
-          fool jamming yaitu dengan menjepit kaki pada rekahan tebing
§  Layback yaitu pada celah tebing vertikal pada celah tebing vertikal dalam lebar dan tidak memungkinkan teknik ini dapat dipanjat dengan memanfaatkan tekanan anggota tubuh terhadap dinding tebing.
§  Chimney yaitu pada tebing yang vertikal dalam lebar dan tidak memungkinkan teknik ini dapat dipanjat yaitu dengan memanfaatkan anggota tubuh terhadap dinding tebing.
§  Bridging yaitu jika chimney terlalu lebar kemuka tekanannya yang berfungsi  adalah tangan dan kaki.

I.         PEMANJATAN
Dalam pemanjatan keseimbangan tubuh, pemakaian peralatan yang benar,teknik pemanjatann yang baik dan di dukung dengan fisik yang bagus nyali yang tinggi merupakan faktor utama dalam pemanjatan di tebing alam bebas.
       Sistim pengaman dalam pemanjatan
Dalam pemanjatan sering kali terdapat medan yang tidak memberikan tumpuan atau peluang gerak yang berfungsi sebagai pengaman. Pengaman pada prinsipnya ada 2 yaitu :
·   Natural Runner ( Pengaman alam )
Biasanya berupa pohon,crck atau lubang tembus yang terdapat pada permukaan tebing.
·   Pengaman Buatan
Pengaman yang dibuat sendiri oleh pemanjat dengan menggunakan alat-alat pemanjatan misal pemasangan phyton,Bor tebing dan bolt (hanger),chok,frend,dll.

J.        PENGGUNAAN PEGANGAN DAN TUMPUAN KAKI
a.      tumpuan kaki
      sebagian besar pemanjat menggunakan tumpuan kaki dengan satu / dua teknik yaitu edging (menyelipkan ujung kaki pada celah) dan smearring ( menekan ujung kaki pada sudut batu)
b.       pegangan tangan
jenis-jenis pegangan tangan menurut cacat batuan :
-          down pressure yaitu teknik ini penempatan tangan posisinya menghadap kebawah kemudian untuk menjangkau pegangan berikutnya.
-          Mantelself yaitu teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak miring namun dan dapat diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya.
-          Counter force yaitu teknik menggunakan kedua tangan saling tarik menarik pada celah yang vertikal atau bisa juga kedua tangan saling menekan pada arah yang berlawanan bisa juga teknik ini menggunakan tangan untuk menarik dan kaki untuk mendorong seperti keluar over hang yang pendek
-          Undercling yaitu dalam teknik undercling, posisi kedua telapak tangan menarik dari bawah keatas pada cacat batuan saat badan miring keluar dan kaki mendorong.
-          Stemmig atau bridging yaitu dipakai jika menemukan tebing yang berhadapan atau celah yang besar dimana kedua kaki dibuka lebar dengan menekan pada kedua dinding secara berlawanan begitu juga dengan tangan.


K.      CLASS
Klarifikasi dalam pemanjatan :
Class 1          : berjalan tegak tanpa peralatan
Class 2          : medan sedikit bertambah sulit, perlengkapan kaki dan tangan digunakan sebagai pembantu
Class 3          : medan sedikit curam, dibutuhkan teknik pemanjatan tertentu, tetapi belum menggunakan peralatan
Class 4          : kesulitan meningkat, tali dan pengaman sudah digunakan
Class 5          : rute semakain sulit, semakin banyak pengaman sudah digunakan
Class 6          : pemanjatan sudah sepenulunjua tergantung pada peralatan karena celah pegangan tidak ada.

L.       PEMANJATAN DENGAN TALI PENGAMAN
a.    Leader
Pemanjat pertama yang di hubungkan oleh tali dengan belayer leader harus benar – benar kreatif dan cepat berfikir serta teliti dalam mennentukan jalur yang di lalui.
b.    Belayer
Orang ke dua yang bertugas mengamankan leader jika jatuh agar tidak terhempas ke dasar jurang. Leader dan belayer harus saling kompak komunikasi maupun perasaaan atau insting yang harus di latih secara bertahap.
c.    Climbing call
Leader mulai memanjat jika belayer telah siap di posisinya, dengan komunikasi yang biasanya; tarik, diam, tahan.

M.     BELLAYER
a. Top Roped bellay disini tidak terdapat leader. Seorang yang kepuncak tebing melewati jalur yang landai, kemudian mengulurkan tali kebawah untuk dipergunakan temanya naik melalui tali tersebut. Disini tebing yang digyunakan sesuai dengan panjat tali.
b.Static Bellay yaitu pemanjat pada ketinggian tertentu menggunakan tali pada suatu anchor dan nengulurkan tali kebawah untuk dipergunakan temanya naik dengan prusik atau descender.
c. Dinamic Bellay yaitu disini belayer aktif dengan cara menarik atau mengulur tali sesuai dengan keadaan rekan memanjat (leader)
d.            Runningt Bellay yaitu berfungsi setelah terpasang leader dan bekerja sendiri tanpa campur tangan lain dari pemanjat.

N.      RAPPELING DAN PRUSIKING
             I.      RAPPELING
A.    Prinsip Rappeling
§  Menggunakan tali rappeling sebagai jalur lintasan dan bergantung.
§  Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pad tebing sebagai pendorong gerak turun.
§  Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan satunya untuk mengatur kecepatan turun.
B.     Macam teknik Rappeling
1.Body Rappeling
Menggunakan alat tali saja yang dililitkan sedemikian rupa pada badan, Pada teknik ini terjadi gesekan pada badan dengantali sehigga bagian badan yang tergesek akan tersa panas.
2.Brake Bar Rappeling
Menggunakan sling / tali tubuh Carabiner,descender ( Figur of eight ) Pemakaian gaya gesek diberikan pada descander ( Figur of eight )
3.Sling Rappeling
Menggunakan sling atau tali tubuh, carabiner,dan tali caraini dilakukan karena tidak memerlikan alat lain dan dirasa cukup aman.jenis simpul yang digunakan adalah Italian Hitch.
4.Rappeling / Hasty 
Menggunakan tali yan dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang badan dipergunakan pada tebing yang tidak terlalu curam.
C.     Alat – alat Rappeling
1. Karmante
Tali pendakian, hal yang berkaitan dengan tali dalam rappeling adalah simpul.
2.Carabiner
3.Harnes / Tali Jiwa (tali tubuh)
4.Ancor (pengaman)
5.Descender
6.Kaos tangan kulit ( tebal )
D.    Teknik melakuakan Rappeling.
Dalam rappeling usahakan posisi tubuh tegak lurus tehadap tebing, dan jangan terlalu cepat turu, usahakan kurangi sedikit mungkin benturan pada tebing dan gesekan antara tubuh dengan tali.
Ketentuan yang harus di perhatikan dalam Rappeling  :
1.Periksa anchor atau pengaman
2.Pastikan tidak ada simpul pada lintasan
3.usahakan melakukan pengamatan sewaktu rappeling baik melihat ke atas maupun ke bawah sehingga dapat menghindari benda yang jatuh.
4.pastikan pakaian dan rambut tidak masuk kedalam figur atau peralatan lainya.
          II.      PRUSIKING ATAU MENITI  TALI
Teknik ini digunakan untuk naik keatas tebing ( meniti tali dengan tali )
A.    Prinsip Prusiking
1.Menggunakan tali sebagai lintasan dan tempat bergantung.
2.menggunakan berat badan untuk menguci simpul.
3.berdiri sebagai posisi naik dan tangansebagai pembuka simpul untuk naik dan berat badan di bebankan ke simpul untuk menguci.
B.     Peralatan Prusiking
Pada dasarnya hampir sama dengan rappeling tetapi ada peralatan tambahan yaitu tali prusik yang terbuat dari tali karmantel yang berukuran 6 – 10 mm yang dibuat loop sebagai simpul.
C.     Ketentuan yang harus di perhatikan dalam Prusiking
Sama seperti halnya melakukan Rappeling.